|
Gala Premiere Film 'Air Mata Di Ujung Sajadah' di Plaza Senayan XXI, Rabu (16/8). |
Jakarta, Theater Indonesia -- Performa perfilman Indonesia di tahun 2023 semakin membaik secara signifikan setelah masa
pemulihan pasca pandemi Covid-19. Terhitung sejak awal tahun sampai pertengahan tahun 2023,
perfilman di Indonesia mayoritas masih didominasi genre horor.
Di tengah pesatnya gempuran film bergenre horor, Ronny Irawan dari PH Beehave Pictures dan MBK
Productions dengan bangga siap merilis film Air Mata Di Ujung Sajadah.
Rupanya film ini juga menjadi ajang comeback aktris senior Jenny Rachman dan Tutie Kirana. Spesial
untuk Jenny Rachman aktris pemenang Piala Citra yang sudah 12 tahun vacuum karena belum sreg
dengan semua cerita film yang ditawarkan kepadanya, skenario film Air Mata Di Ujung Sajadah ini
sanggup membuatnya jatuh cinta dan luluh main film lagi.
Ronny selaku produser berdua dengan aktris Nafa Urbach berharap film Air Mata Di Ujung Sajadah
dapat meraih antusias dan simpati publik, apalagi sudah cukup lama belum ada film Indonesia yang
mengambil topik keluarga dan mengaduk-aduk emosi. Untuk film ini, Ronny juga menyiapkan dua lagu
soundtrack sekaligus, yakni : Sepi (Yuni Shara) dan Dawai (Fadhilah Intan).
Film Air Mata di Ujung Sajadah dibintangi oleh Fedi Nuril, Titi Kamal, Citra Kirana, Krisjiana Baharudin, Faqih Alaydrus, dan Tutie Kirana, sekaligus sebagai ajang comeback aktris senior peraih Piala Citra, Jenny Rahman. Film ini akan tayang mulai 7 September 2023 di bioskop seluruh Indonesia.
Intip trailernya: https://youtu.be/kxv7xyQ5bbI
[Sinopsis]
Aqilla (Titi Kamal) melahirkan bayi dari pernikahan yang tidak direstui oleh Halimah, ibunya. Setelah suami Aqilla meninggal karena kecelakaan, Halimah membohongi Aqilla bahwa bayinya meninggal saat dilahirkan. Halimah terpaksa berbohong karena menurutnya Aqilla belum siap menjadi seorang ibu, apalagi tanpa kehadiran suami.
Halimah kemudian memberikan cucunya kepada pasangan yang sudah lama menikah tapi belum punya anak, yakni Arif (Fedi Nuril) dan Yumna (Citra Kirana). Bayi itu dinamai Baskara, yang artinya cahaya. Kehadiran Baskara di rumah keluarga Arif dan Yumna memang ibarat cahaya yang menerangi dan membawa kebahagiaan bagi seisi rumah. Tujuh tahun kemudian, Aqilla mengetahui bahwa anaknya masih hidup. Dia bertolak dari kehidupannya yang hampa dan berusaha mendapatkan kembali Baskara.
Komentar
Posting Komentar